Untuk kamu yang tertarik berpartisipasi, sila melihat dan mempelajari informasi lebih lanjut.
Atau bisa langsung saja daftarkan diri dan karyamu ke bit.ly/emergingwritersMIWF2024
Batas akhir pendaftaran: 23 Februari 2024.
MIWF2024 #MIWFm/othering #makassarwriters #rumataartspace dan #meikemakassar #emergingwriters
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2024/01/WhatsApp-Image-2024-01-22-at-21.10.17.jpeg16001600rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2024-01-23 11:56:002024-01-23 11:57:26MIWF Mencari 5 Penulis ‘Emerging Writers’ 2024
Konsulat-Jenderal Australia di Makassar Todd Dias dan staff bersama Rachmat Mustamin di galeri Rumata’ (11/1/2024)
Rumata’ ArtSpace kedatangan Konsulat-Jenderal (Konjen) Australia, Todd Dias pada Jumat siang (11/1). Kedatangan tersebut merupakan agenda kunjungan untuk membuka potensi serta kemungkinan kerja sama lagi antara Rumata’ ArtSpace dan Konjen Australia dengan MIWF, Makassar Seascreen atau program-program Rumata’ yang lain.
Dalam kunjungan itu, Todd Dias menyempatkan berkeliling ke dalam galeri didampingi oleh Rachmat Mustamin sebagai Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace, sembari mengobrol seputar kegiatan-kegiatan yang ada di Rumata’, mulai dari program yang diinisiasi oleh Rumata’, pameran oleh mahasiswa hingga pemutaran film.
Saat memasuki galeri, peta Australia adalah pajangan pertama yang dilihat oleh Todd Dias. Setelah tahu jika itu adalah peta Australia yang selalu dipajang di situ, beliau kemudian membagikan ceritanya tanpa sungkan mengenai tempat di mana dia lahir, dan menjelaskan hal-hal seputar geografis Australia pada peta itu.
Setelah berkeliling dari galeri dan ke kantor, obrolan dilanjutkan dengan minum kopi di halaman belakang sembari membahas seputar kopi dan film. Tidak hanya membahas hubungan kemitraan, kunjungan tersebut lantas meninggalkan beragam topik hangat dan menarik.
Harapan Rumata’ ArtSpace setelah kunjungan itu, semoga ada kegiatan lain yang bisa dikerjakan bersama antara Rumata’ ArtSpace dan Konsulat-Jenderal Australia di Makassar selain PICA Perth.
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2024/01/WhatsApp-Image-2024-01-15-at-13.03.01_648040cf-scaled.jpg19202560rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2024-01-14 20:51:582024-02-13 19:38:40Membuka Potensi Kerja Sama: Konsulat-Jenderal Australia Berkunjung ke Rumata’
Makassar International Writers Festival (MIWF) kembali hadir dengan memperkenalkan tema barunya ‘m/othering‘.
Memasuki perhelatannya yang ke 24, MIWF rupanya datang lebih cepat di bulan yang lebih dekat. Jika pagelaran sebelumnya MIWF selalu diadakan di bulan Juni, kali ini MIWF 2024 akan digelar pada 23-26 Mei mendatang.
Seiring pertumbuhannya, MIWF selalu berupaya hadir untuk mendorong kesadaran dalam menciptakan dan merawat semangat dan nilai-nilai yang egaliter, ekologis dan inklusif pada setiap agenda-agendanya. Kali ini, kedatangan MIWF bersama tema ‘m/othering’ menjadi upaya bagaimana menumbuhkan kesadaran akan penting dan mendesaknya percakapan perihal gagasan dan tindakan ‘merawat’ atau ‘mengasuh’ di tengah berbagai persoalan hidup saat ini.
Tema ‘m/othering’ yang didatangkan itu kali ini menggunakan desain dan ilustrasi hasil dari tangan seniman perempuan asal Makassar, Hirah Sanada. Perpaduan warna dan ilustrasi dari Hirah Sanada berhasil menghadirkan semangat dan nilai-nilai yang coba diusung dalam tema tersebut, yaitu semangat untuk merawat dan mengasuh, sebagaimana representasi dari kata mother / ibu.
MIWF di tahun ini akan hadir lebih awal. Nantikan kejutan dan keseruan lainnya. Pantau Terus, Makassar International Writers Festival, ‘m/othering’ 24-26 Mei 2024.
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2024/01/418643419_1786609645140692_7638999171206705355_n.jpg12221021rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2024-01-12 13:16:302024-01-15 03:49:47Mengangkat Tema ‘m/othering’: MIWF Digelar Mei 2024
Baru-baru ini, Makassar International Writers Festival (MIWF) resmi mengumungkan tiga nama penulis yang telah diangkat sebagai kurator untuk perhelatannya di tahun ini. Petanda bahwa hari raya sastra dan literasi di kawasan Indonesia Timur itu sudah dekat. Bersama M. Aan Mansyur sebagai direktur dan co-direktur Ilda Karwayu, kali ini MIWF mempertemukan tiga nama penulis dan editor yang berasal dari Kupang Nusa Tenggara Timur dan Barru Sulawesi Selatan yang akan bertugas sebagai kurator MIWF 2024, mereka adalah Margareth Ratih Fernandez, A. Nabil Wibisana dan Mariati Atkah.
MIWF adalah festival sastra dan literasi tahunan di Makassar yang dimulai sejak tahun 2011, selalu hadir dengan segenap kejutan pada tiap helatannya. Mulai dari kurator, tema acara, penulis yang didatangkan, program, konsep panggung, hingga kejutan yang datang melalui penampil yang akan mengisi acara dengan beragam pentas dan kolaborasi.
Seperti yang terjadi pada perhelatan MIWF di tahun lalu, salah satu kurator yaitu Theoresia Rumthe tidak hanya menjajal panggung MIWF sebagai kurator dan penulis, melainkan beliau juga berbagi nada dan suara bersama band folkpop asal Makassar Kapal Udara, yang berhasil menyulap suasana panggung MIWF 2023 yang temaram berubah menjadi keintiman yang begitu energik. Atau penampilan dari Abdi Karya, seniman pertunjukan yang berhasil mencuri tepuk tangan dan sorak yang meriah dari penonton ketika berimprovisasi dan bermain-main dengan seorang anak kecil yang tiba-tiba saja naik ke atas panggung. Begitu juga kejutan yang datang di hari ke dua dari pidato Evi Mariani yang begitu tajam dan berapi-api membagikan semangat berlawan, menggetarkan hati seluruh dari mereka yang mendengarnya melantangkan manifesto perlawanan terhadap penindasan di Benteng Rotterdam. Pada akhir babak di hari ketiga, MIWF 2023 berhasil ditutup dengan semua orang membawa pulang memori yang begitu manis sekaligus euforik untuk dikenang usai penampilan Is Pusakata yang begitu merdu melantunkan lagu-lagunya dan seluruh penonton yang ikut bernyayi. Luar biasa, sungguh kejutan dan keseruan yang begitu massif pada festival sastra dan literasi.
Nah, perhelatan MIWF di tahun ini sudah mulai terasa, penasaran bagaimana kejutan dan keseruan yang akan dihadirkan nanti? Pantau terus. Makassar International Writers Festival 2024. Segera!
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2024/01/Untitled-2.png11653453rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2024-01-12 10:00:172024-01-14 01:12:59Menuju Hari Raya Sastra dan Literasi: MIWF 2024 Resmi Umumkan Tiga Nama Kurator
BASAibu Wiki adalah organisasi yang mendorong kaum muda untuk menyuarakan pendapat mereka melalui platform digital dalam bahasa ibu atau bahasa lokal yang diinisiasi dan diorganisir oleh BASAbali – sebuah kolaborasi seniman, advokat, mahasiswa dan cendekiawan yang berbasis di Bali, Indonesia dan di Washington, DC – sejak tahun 2020.
Sebelumnya, BASAibu Wiki merupakan platform digital kamus wiki bahasa Bali dan perpustakaan virtual yang dikembangkan secara komunitas – community-developed – berdasarkan karya peneliti dan penulis Fred Eiseman yang tidak diterbitkan. Kini BASAibu Wiki telah dikembangkan menjadi organisasi yang fokus memberdayakan nilai-nilai lokal di tengah masyarakat dan komunitas, sekaligus menyediakan platform digital yang dapat digunakan oleh khalayak ramai untuk mendiskusikan isu-isu sipil secara publik dengan beragam bahasa, melalui video, audio, puisi, prosa, foto atau format lainnya di ‘Ruang Komunitas’. Begitu juga bagi para seniman dan komunitas, terutama yang hanya dikenal di lingkungan mereka, kini dapat dikenal luas oleh khalayak ramai melalui platform tersebut di mana jumlah penggunanya saat ini sudah lebih dari 2,3 juta pengguna di Bali, Indonesia.
Di tahun 2021, BASAibu Wiki mulai mereplikasi semangatnya hingga ke Sulawesi Selatan, dengan nama BASAsulsel Wiki yang hadir melalui pendekatan keterlibatan komunitas.
Foto bersama peserta WIKITHON 14 di halaman belakang Rumata’ ArtSpace | 2023
Rumata’ ArtSpace dan MIWF adalah mitra komunitas di Sulawesi Selatan yang kemudian menjadi pengelola dan mengembangkan BASAsulsel Wiki di bawah payung BASAibu Wiki. Tentunya dengan semangat memperdalam dan memberdayakan wiki kebudayaan Sulawesi Selatan.
Sosialisasi ke sekolah WIKITHON 13 | 2023
Kehadiran BASAsulsel Wiki saat ini mencakup komunitas yang meliputi Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, yang saling terhubung melalui Rumata’ ArtSpace dan MIWF dalam mengembangkan nilai-nilai lokal, salah satunya yaitu memberdayakan bahasa Makassar dan Bugis.
Penyampaian opini peserta WIKITHON 15 di halaman belakang Rumata’ ArtSpace | 2023
Pada agenda-agendanya, BASAsulsel Wiki aktif mengadakan program seperti WIKITHON, yang merupakan program berkelanjutan yang dijalankan di dalam lingkungan yang ramah, aman serta inklusif yang bertujuan mengundang masyarakat untuk ikut bersuara, memberi ide, gagasan, berbagi strategi, dan ikut membantu penyusun kebijakan untuk meningkatkan taraf hidup, budaya, dan lingkungan bagi masyarakat sekitar.
Kini, BASAibu Wiki juga akan hadir di Pulau Kalimantan dengan nama BASAkalimantan Wiki, dan sedang menjangkau komunitas-komunitas yang berada di Pulau Kalimantan untuk dilibatkan sebagai mitra yang akan bersama-sama mengembangkan BASAkalimantan Wiki.
Jika kamu merupakan bagian dari organisasi/komunitas yang bergerak pada isu anak muda, kebahasaan, kebudayaan, literasi maupun edukasi di Pulau Kalimantan, kamu dapat mendaftar di laman formulir pendaftaran yang tertera di atas atau kunjungi alamat di akhir tulisan. Jangan sampai terlewatkan, segera daftar dan kembangkan komunitas-mu bersama BASAibu Wiki.
Mari bersama-sama melestarikan bahasa ibu melalui BASAkalimantan Wiki, BASAsulsel Wiki bersama BASAibu Wiki.
Batas akhir pendaftaran: 14 Januari 2024
Informasi lengkap silakan kunjungi alamat
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2024/01/WIKITHON-14-Foto-Bersama.jpg11841776rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2024-01-05 12:20:022024-01-05 13:44:12Panggilan Kepada Komunitas Di Pulau Kalimantan: Mari Bergabung Bersama BASAibu Wiki
Ramah tamah seniman dan filmmaker bersama Dubes Prancis Fabien Penone dan rombongandi Rumata’ ArtSpace | 2023
Pada pertengahan Desember 2023 lalu, Rumata’ ArtSpace menyambut kedatangan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Fabien Penone pada Selasa malam (19/12). Agenda itu merupakan ramah tamah bersama para seniman dan filmmaker di Makassar, sekaligus mengobrol seputar peluang kolaborasi di antara mereka.
Fabien Penone menyempatkan kunjungan ke Siku Ruang Terpadu selepas dari Rumata’ ArtSpace (19/12/2023)
Kedatangan Duta Besar Prancis tersebut juga menjadi momen bagi para seniman, kolektif, dan filmmaker yang hadir untuk saling memperkenalkan profilnya. Di antara mereka ada Kinefilia, Hore Pictures, Siku Ruang Terpadu, Tanah Indie, Kedai Buku Jenny, Titik Temu, Waesinema, Prolog Studio, juga beberapa seniman dan penulis seperti Alghifahri Jasin, Aan Mansyur dan Ibe S Palogai. Momen itu sekaligus menjadi katalog penutup tahun 2023 galeri Rumata’ menuju pergantian tahun 2024.
Foto bersama Fabien Penone di Galeri Rumata’ (19/12/2023)
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2024/01/WhatsApp-Image-2024-01-06-at-21.19.39_a0d95c97.jpg7681024rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2024-01-05 01:10:362024-01-15 03:48:11Katalog Penutup 2023 Rumata’: Ramah Tamah Seniman dan Filmmaker Bersama Duta Besar Prancis
Ruangan terdengar senyap, lekat, penuh intim. Selembar kain putih polos, membentang rapi di tengah. Stoples berbentuk tabung kaca dengan penutup berbahan dasar kayu, tergeletak rapi di tepi kain. Sebuah buku catatan kecil lengkap beserta penanya turut menemani Sang Stoples di sana.
Alghifahri Jasin, selanjutnya disebut Agi, duduk di seberang tepi, rambutnya terurai, baju yang ia kenakan lebih mirip kemeja, tetapi seperti berbahan satin berwarna hitam, juga bawahan sarung putih. Suasana berlangsung khidmat, penonton memenuhi ruangan, donat buatan Istri tercinta Agi juga disuguhkan dengan menarik di atas meja di sisi kiri pintu masuk. Namun, kita tidak sedang membahas tentang donat yang rasanya maha lembut itu, tetapi perihal karya tumbuh yang sedang dipresentasikan.
Karya Agi, sengaja ia sebut karya yang tumbuh. Pertama kali membawakan presentasi karya tersebut, ia suguhkan di Tubaba, Lampung. Karya yang ia sebut karya yang tumbuh, bukan tanpa alasan, karena apa yang ditampilkan bukanlah karya utuh melainkan sebuah proses sebelum utuh menjadi karya. Presentasi ini mendapat pantulan dari penonton, selanjutnya Agi akan menangkap segala pantulan itu berupa cerita-cerita penonton tentang laut untuk dia olah dalam proses karyanya. Harapan dilihat bukan hanya menjawab pertanyaan bagaimana laut dan darat itu hidup di mereka. Namun, akan terus menjawab perihal pertanyaan-pertanyaan selanjutnya, pertanyaan-pertanyaan yang lahir kemudian. Bisa jadi perihal bagaimana perasaan-perasaan mereka menjalani rutinitas yang itu-itu, perasaan-perasaan mereka menjalani rutinitas yang mulai berubah-ubah, perasaan-perasaan mereka menjalani rutinitas yang nang ning nong.
Karya yang tumbuh yang sedang Agi usahakan. Agi menyebutnya presentasi karya yang sedang tumbuh, sebab masih berusaha ia usahakan, berusaha ia selami, dan akan terus tumbuh, katanya. Namun, mari kita sebut ia dengan pertunjukan.
Pertunjukan dibuka dengan kain yang terbentang, diusap-usap penuh kasih. Semua sunyi, Agi memperbaiki duduknya. Suara bentangan kain seperti suara ombak di pesisir, Agi ulang-ulang terus-terus. Tepi kain ia buka sedikit, sedikit ke tengah, sedikit hampir sepenuhnya, perlahan tubuh Agi berada di dalamnya. Larut, begidik, lantang, parau, haru, lagu, bisik, tepuk, cakar, robek, puisi, nyeri, ngilu, sepi, rindu, begitu seterusnya. Seiring nyanyian yang menggema, kain makin menutupi tubuh Agi, kepalanya makin rapat ke bumi. Seolah kapal sedang lunglai, berkelahi dengan arah angin yang senang bermain-main, tubuh Agi turut ke sana kemari. Ia melantunkan kelong-kelong, liriknya tiada berhenti terngiang, yang menonton makin khidmat. Ketika semua hampir usai, Agi berdiri. Menuju ke tengah, bersila, buku di depannya ia buka dengan melepaskan tali kaitannya lalu mulai menulis di secarik demi secarik. Tiap secarik yang ia gulung, ia masukkan ke dalam stoples penuh air, mengapung. Rambutnya ia potong sedikit dan turut larut. Selepas itu, ia berdiri, membagikan secarik demi secarik kepada semua penonton yang hadir. Penutup stoples ia tutup, ia kembali duduk, bernyanyi sebentar, berpuisi hampir sebentar, entah itu bait yang bersambung, semua terdengar sarat. Menariknya, rambut Agi yang semula terurai kini menggumpal, setelah ia gunting di tengah pertunjukan yang hendak selesai.
“Terima kasih,” tutup Agi.
Bagiku, kain yang terbentang mewakili layar kapal-kapal para nelayan. Juga pada suara-suara yang tercipta oleh kain yang terus menerus dibentang, ombak-ombak kian menubruk dada kepala keluarga yang harus menahan semua perasaan-perasaan ragunya, semua perasan-perasaan takutnya. Ketimbang kebutuhan kehidupan, rasa-rasanya semua hal tidak lagi cukup dijadikan pertimbangan.
Sedang tubuh Agi yang berusaha masuk ke dalam kain, menurutku mewakili perasaan Agi yang hendak menyelami perasaan-perasaan yang dipelihara masyarakat di pesisir tiap kali kewajiban melaut itu datang. Sementara harapan, mengapung bersama secarik demi secarik.
Secarik demi secarik yang ia persilakan kepada semua penonton untuk saling mengambil satu-satu, seolah seperti keinginannya untuk turut membagikan harapan pada semua makhluk yang hidup. Seolah semua yang bernyawa berhak menggenggam harapan, berhak terus hidup dengan harapan yang ia peluk. Tidak semua penonton menggunakan nuraninya untuk tahu bahwa ia berhak mengambil secarik demi secarik itu. Beberapa penonton di awal, memilih memperhatikan ke dalam, memilih melekat sejenak, memilih tidak menyentuh apa pun. Beberapa yang lain, tak butuh banyak waktu, merasa perlu melongok ke dalam, memilih secarik mana yang akan ia jadikan miliknya. Begitu juga denganku, secarik pilihanku kupilih tanpa ba bi bu, tanpa ina inu.
Saat Agi mulai bersila kembali, ia mendengungkan kalimat-kalimat yang sarat.
Bila nenek moyangku seorang pelaut
Ia menjala jawaban atas semua pertanyaan yang tertinggal di bibir untuk diucapkan
Bila nenek moyangku seorang pelaut
Ia menukar ikan dengan gedung sekolah impian Ibu
Memang nenek moyangku seorang pelaut
Ibu menjadi guru dan aku dihukum tak menghapalkan lagu itu
Kau, nenek moyangmu seorang?
Judulnya “Mencetak Identitas”, sarat sekali. Tidak hanya pertanyaan-pertanyaan perihal realitas seseorang yang lahir di pesisir, pertanyaan-pertanyaan perihal seseorang yang menghabiskan hari-harinya sebagai anak nelayan, juga pertanyaan-pertanyaan perihal bagaimana laut dan darat di hidup mereka, terus berputar-putar, tak terselesaikan.
Kata Agi, mungkin alasan mengapa kita menyukai perayaan dalam setiap bagian hidup kita untuk merayakan penderitaan dan menanggungnya bersama. Ini juga terekam lewat cara Agi menggunting rambutnya saat pengujung pertunjukan karya yang sedang tumbuh ini tiba. Sayang sekali, beberapa tahun belakangan rambut Agi yang panjangnya sedikit melewati bahunya sangat melekat dengan dirinya, menikmati ke mana kehendak kaki Agi melangkah. Bagian itu bisa saja merupakan penutup, bisa pula menjadi sebuah perayaan terhadap kesukaran yang telah dia, kita, mereka, kalian, dan seluruh penduduk di pesisir lewati.
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2023/11/EKHY7266.jpg7501000rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2023-11-05 10:18:392023-11-05 10:18:40Turut Larut Bersama Perasaan-Perasaan Melayari Manusia ke Tubuh Derita
Selamat kepada Andi Nur Azimah sebagai seniman Makassar pertama yang mengikuti program pertukaran seniman BREEZE Perth-Makassar tahun depan! Saya berterima kasih kepada PICA – Perth Institute of Contemporary Arts UNM Makassar Rumata’ artspace makassar didukung oleh Project Eleven Foundation yang telah mewujudkan inisiatif luar biasa ini! Program BREEZE adalah inisiatif yang saya sambut baik untuk meningkatkan hubungan antar masyarakat Makassar dan Australia, terutama untuk menghubungkan seniman kontemporer dengan pengalaman berbeda!
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2023/11/8ffc8696-32d4-a71d-d6dd-8a65d7d02f52.jpg10801080rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2023-10-05 10:21:402023-11-05 10:28:27SELAMAT! SENIMAN RESIDENSI TERPILIH DALAM PROGRAM BREEZE KE PERTH
MAKASSAR, [13/09] — Makassar International Writers Festival (MIWF) dengan bangga mengumumkan pengangkatan Direktur dan Co-Direktur baru, membuka era baru inovasi sastra dan pertumbuhan budaya yang menarik. Kami mengucapkan selamat datang yang hangat kepada dua sahabat kita yang akan memimpin MIWF untuk menjelajahi kemungkinan-kemungkinan lainnya: M. Aan Mansyur dan Ilda Karwayu.
M. Aan Mansyur, seorang penyair, penulis dan berpengalaman dalam dunia sastra lebih dari 20 tahun, telah menjadi bagian integral dari perjalanan MIWF dan evolusi lanskap sastra kami. Bergabung dengan beliau sebagai Co-Direktur adalah Ilda Karwayu, seorang penulis dan aktivis literasi dari komunitas Akarpohon Mataram. Komitmen Ilda terhadap sastra untuk mengangkat sastra di wilayah Indonesia Timur sesuai dengan misi MIWF. Pengalaman beragam dan pandangan mereka akan ide-ide akan membawa kita bersama mencari peluang baru untuk festival ini.
Mengapa MIWF memilih M. Aan Mansyur dan Ilda Karwayu untuk peran penting ini? Jawabannya sederhana: dedikasi mendalam mereka pada sastra, ditambah dengan visi inspiratif mereka, membuat mereka pemimpin ideal untuk memajukan dunia sastra di Makassar dan wilayah Indonesia Timur yang lebih luas.
Timur. Kami sangat bersemangat mengenai masa depan MIWF bersama M. Aan Mansyur dan Ilda Karwayu.
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2023/11/0b958884-70a9-60f0-abee-eaf444a85ae6.jpg10801080rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2023-09-16 10:30:182023-11-05 10:31:07Makassar International Writers Festival (MIWF) Sambut Direktur dan Co-Direktur Baru: Babak Baru dalam Keunggulan Sastra
https://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.png208611rumatahttps://rumata.or.id/wp-content/uploads/2018/10/logo.pngrumata2023-08-28 21:15:002023-10-13 21:18:10Melanjutkan Kemitraan dengan Konsulat-Jenderal Australia dan Museum Nasional Australia